Selasa, 28 Februari 2012
sejarah singkat MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah
Muhammadiyah
Logo Muhammadiyah
Pembentukan 18 November 1912
Jenis Organisasi
Tujuan Keagamaan dan sosial (Islam)
Kantor pusat Kota Yogyakarta, DIY, Indonesia
Wilayah layanan Indonesia
Keanggotaan 29 juta
Ketua Umum Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
Situs web www.muhammadiyah.or.id
Artikel ini adalah bagian dari seri
Islam
Rasul
Nabi Muhammad SAW
.
Kitab Suci
Al-Qur'an
.
Rukun Islam
1. Syahadat • 2. Salat • 3. Zakat
4. Puasa • 5. Haji
Rukun Iman
Iman kepada: 1. Allah
2. Malaikat • 3. Kitab Allah •4. Rasul
5. Hari Akhir • 6. Qada & Qadar
Tokoh Islam
Muhammad SAW
Nabi & Rasul • Sahabat
Ahlul Bait
Kota Suci
Mekkah • & • Madinah
Kota suci lainnya
Yerusalem • Najaf • Karbala
Kufah • Kazimain
Mashhad •Istanbul • Ghadir Khum
Hari Raya
Idul Fitri • & • Idul Adha
Hari besar lainnya
Isra dan Mi'raj • Maulid Nabi
Asyura
Arsitektur
Masjid •Menara •Mihrab
Ka'bah • Arsitektur Islam
Jabatan Fungsional
Khalifah •Ulama •Muadzin
Imam•Mullah•Ayatullah • Mufti
Hukum Islam
Al-Qur'an •Hadist
Sunnah • Fiqih • Fatwa
Syariat • Ijtihad
Manhaj
Salafush Shalih
Mazhab
1. Sunni:
Hanafi •Hambali
Maliki •Syafi'i
2. Syi'ah:
Dua Belas Imam
Ismailiyah•Zaidiyah
3. Lain-lain:
Ibadi • Khawarij
Murji'ah•Mu'taziliyah
Lihat Pula
Portal Islam
Indeks mengenai Islam
lihat • bicara • sunting
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
•
Sejarah
Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).[1]
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
Organisasi
Jaringan Kelembagaan
1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
2. Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.
4. Pimpinan Cabang/ Cabang Istimewa, setingkat Kecamatan sedangkan Cabang Istimewa adalah Cabang di luar negeri.
5. Pimpinan Ranting/ Ranting Istimewa, setingkat Kelurahan sedangkan Ranting Istimewa adalah Ranting pada Cabang Istimewa.
Pembantu Pimpinan Persyarikatan
1. Majlis
o Majelis Tarjih dan Tajdid
o Majelis Tabligh
o Majelis Pendidikan Tinggi
o Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
o Majelis Pendidikan Kader
o Majelis Pelayanan Sosial
o Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
o Majelis Pemberdayaan Masyarakat
o Majelis Pembina Kesehatan Umum
o Majelis Pustaka dan Informasi
o Majelis Lingkungan Hidup
o Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
o Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
2. Lembaga
o Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
o Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
o Lembaga Penelitian dan Pengembangan
o Lembaga Penanggulangan Bencana
o Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah
o Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
o Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
o Lembaga Hubungan dan Kerjasama International
Organisasi Otonom
Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:
• Aisyiyah (organisasi wanita)
• Pemuda Muhammadiyah (organisasi pemuda)
• Nasyiatul Aisyiyah (organisasi pemudi)
• Ikatan Pelajar Muhammadiyah (organisasi pelajar dan remaja)
• Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (organisasi mahasiswa)
• Hizbul Wathan (organisasi kepanduan)
• Tapak Suci (perguruan silat)
Daftar Ketua Umum
No Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan
1 KH Ahmad Dahlan
1912
1923
2 KH Ibrahim
1923
1932
3 KH Hisyam
1932
1936
4 KH Mas Mansur
1936
1942
5 Ki Bagoes Hadikoesoemo
1942
1953
6 Buya AR Sutan Mansur
1953
1959
7 KH M Yunus Anis
1959
1962
8 KH Ahmad Badawi
1962
1968
9 KH Faqih Usman
1968
1971
10 KH AR Fachruddin
1971
1990
11 KH A Azhar Basyir
1990
1995
12 Prof Dr H Amien Rais
1995
2000
13 Prof Dr H Ahmad Syafi'i Ma'arif
2000
2005
14 Prof Dr H Din Syamsuddin
2005
2010
15 Prof Dr H Din Syamsuddin
2010
2015
Amal Usaha
Amal usaha Muhammadiyah terutama bergerak di bidang Pendidikan serta layanan Kesehatan dan Sosial dalam wadah Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), yaitu:
• Pendidikan [2]
1. TK/TPQ, jumlah TK/TPQ Muhammadiyah adalah sebanyak 4623.
2. SD/MI, jumlah data SD/MI Muhammadiyah adalah sebanyak 2604.
3. SMP/MTs, jumlah SMP/MTs Muhammadiyah adalah sebanyak 1772.
4. SMA/SMK/MA, jumlah SMA/MA/SMK Muhammadiyah adalah sebanyak 1143.
5. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah sebanyak 172.
• Kesehatan:
1. Rumah Sakit, jumlah Rumah Sakit Umum dan Bersalin Muhammadiyah/ Aisyiyah yang terdata sejumlah 72 [3].
2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
3. Balai Kesehatan Masyarakat
4. Balai Pengobatan
5. Apotek
• Sosial
1. Panti Asuhan Yatim
2. Panti Jompo
3. Balai Kesehatan Sosial
4. Panti Wreda/ Manula
5. Panti Cacat Netra
6. Santunan (Keluarga, Wreda/ Manula, Kematian)
7. BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)
8. Rehabilitasi Cacat
9. Sekolah Luar Biasa
10. Pondok Pesantren
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar